Minggu, 09 Juni 2013

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA



Terkadang, banyak di antara kita masih bingung menulis daftar pustaka dari sumber data yang telah dipakai untuk memenuhi karya tulis ilmiah, seperti makalah, skripsi, jurnal, dan sebagainya.

Jika kita tidak mencantumkan daftar pustaka dari tulisan yang bukan murni argumen sendiri, kita sudah dapat dikatakan tidak mematuhi hak cipta. Hak cipta sangat jelas diatur dalam undang-undang, jika kita melanggar tentunya denda atau kurungan yang didapatkan.

Teknik penulisan daftar pustaka yang akan saya paparkan diadopsi dari buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah STKIP-PGRI Bandar Lampung dengan sedikit perubahan. Berikut penjelasannya!

A.    Penulisan daftar pustaka jika sumbernya buku

Unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka jika sumbernya dari buku adalah:

a.      Nama pengarang, yakni dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian diikuti nama depan (dapat disingkat) tanpa gelar apapun. Jika pemilik nama tersebut berperan sebagai penyunting, maka dibelakang namanya diberi kode (ed) untuk satu orang dan (eds.) untuk dua orang atau lebih. Berikut uraian contohnya.
1.      nama pengarang satu orang
Suharsimi Arikunto ditulis Arikunto, Suharsimi.
2.      nama pengarang dua/tiga orang
Suparno dan M. Yunus ditulis Suparno, dan Yunus, M.
Abdul Chaer, L. Agustina ditulis Chaer, A., Agustina, L.
Bruce A. Chadwick, Howard M. Bahr, Stan, L. Albrecht ditulis Chadwick, B.A., Bahr, H.M., Albrecht, S.L.
3.      nama pengarang lebih dari tiga orang
Paul Sprent, John Walker, macky Neyman, Alferd Wolf ditulis Spernt, P., et al. (*Pengarang asing)
Wedhawati, Gina, Syamsul Arifin, Herawati, Sukardi ditulis Wedhawati, dkk. (*Pengarang Indonesia)
4.      pemilik nama sebagai penyunting/editor
Edited by Jack C. Richards ditulis Richards, J.C. (ed).
Norman K. Denzin dan Ivonna S. Lincoln editors ditulis Denzin, N.K., dan Lincoln, IS. (eds).

b.     Tahun penerbitan, yakni tahun saat sumber tertulis itu diterbitkan. Tahun penerbitan harus ditulis dengan diapit tanda kurung biasa dan diakhiri tanda titik. Misalnya (2013).
c.     Judul buku. Jika penulisan makalah ditulis tangan, judul buku disertai garis bawah (_). Sedangkan jika diketik, judul buku disertai huruf miring. Huruf pertama awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata tugas ditulis dengan huruf kecil. Apabila terdapat subjudul, antara judul dan subjudul disertai tanda titik dua (:). Selanjutnya diakhiri tanda titik.
Misalnya:
Menulis Narasi dan Deskripsi (*Jika diketik di komputer)
Menulis Narasi dan Deskripsi (*Jika ditulis)

d.      Nama kota, yakni kota tempat penerbit berada. Huruf pertama awal kata ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri tanda titik dua.
Misalnya:
Jakarta:

e.   Nama penerbit, yakni nama lembaga yang menerbitkan buku. Huruf pertama awal kata ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Misalnya:
Erlangga.

f.   Jarak pengetikan, yakni spasi yang digunakan dalam daftar pustaka. Jika sumber yang digunakan memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak satu spasi antarbaris dan baris kedua menjorok enam ketukan (*hitung kata yang diatasnya sebanyak 6 huruf, atau satu tab dalam ketikan komputer), sedangkan jarak antara satu sumber dengan sumber lainnya yang saling berurutan adalah dua spasi.

Contoh lihat di gambar.

g.   Buku terjemahan, yakni buku asing yang dicetak kembali dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh pembacanya. Misalnya, buku yang ditulis oleh Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman dan diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi, ditulis dengan cara seperti berikut.
Miles, M.B., dan Huberman, A. M. (1992). Qualitative Data Analysis: a Sourcebook of New Methods. (Tjetjep Rohendi Rohidi. Terjemahan). California: SAGE Publications. Buku asli diterbitkan tahun 1984.

h.      Buku berupa edisi
Nurgiyantoro, Burhan. (2012). Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi. (edisi pertama). Yogyakarta: BPFE.

i.        Buku yang direvisi
Tarigan, H.G. (2008). Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (edisi revisi). Bandung: Angkasa.

B.     Penulisan daftar pustaka jika sumbernya jurnal

Unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka jika sumbernya berasal dari jurnal adalah dengan urutan: nama belakang penulis (nama depan disingkat), tahun penerbitan diapit tanda kurung, judul artikel diapit tanda petik ganda, nama jurnal dicetak miring, nomor volume dengan angka arab tanpa didahului singkatan ‘vol’, nomor penerbitan (jika ada) dengan angka arab yang diapit tanda kurung, nomor halaman pertama sampai dengan halaman terakhir.

a.       Artikel jurnal dengan satu penulis
Yuniarti, T. (2000). “Peramalan Bayesin pada Model ARX dengan Metode Dua    Tahap”. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi 6(1). 53-66.

b.      Artikel jurnal dengan dua penulis 
Yuniarti, T., dan Seligmen, C. (2000). “Peramalan Bayesin pada Model ARX   dengan Metode Dua Tahap”. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi 6(1). 53-66.

C.     Penulisan daftar pustaka jika sumbernya di luar buku/jurnal

1.      Jika sumbernya berupa artikel majalah
Andi. (2012, Desember). “Khasiat Buah Manggis”. Intisari. 233. 20-25.

2.      Jika sumbernya artikel surat kabar
Wardoyo, S. (2000). “Bahasa Indonesia Dulu, Sekarang, dan Akan Datang;     Sebuah Perenungan”. Rakyat Merdeka 11. (2009 Oktober 2000).

3.      Jika sumbernya berupa skripsi, tesis, atau disertasi yang dipublikasikan
Taufiq, A. (1987). Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan, Komunikasi, dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Terhadap Semangat Kerja Pegawai. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

4.      Jika sumbernya berupa skripsi, tesis, atau disertasi yang tidak dipublikasikan
Yusuf, M. (1997). Efektivitas Pelatihan Manajemen dengan Dua Model Pendekatan. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta: Tidak diterbitkan.

5.      Jika sumbernya berupa paper/makalah yang diseminarkan
Suryanto, A. (1995). “Guru: Antara Tanggung Jawab Moral dan Tanggung     Jawab Keilmuan”. Makalah pada Lokakarya PGRI, Jakarta.

6.      Jika sumbernya berupa publikasi departemen
Departemen Pendidikan nasional. (2001). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan     Ujian Akhir Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
7.      Jika sumbernya berupa dokumen
Proyek Pengembangan Mutu Pendidikan. (2000). Evaluasi Monitoring Kinerja             Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Depdiknas.

8.      Jika sumbernya dari internet

a.       Hasil karya perorangan
Penulisannya secara berurutan: Nama pengarang/penyunting. (Tahun). Judul (edisi). [jenis media]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses]
Contoh:
Harold, M.J. (1999). The Children Bilingualism. [online]. Tersedia:       http//www.ed.uiuc.edu/EPS/PES/Yearbook/1999/Harold.html. [25 April 200]

b.      Bagian dari karya kolektif
Penulisannya secara berurutan: Nama pengarang/penyunting. (Tahun). Judul. Dalam Sumber (edisi). [jenis media]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses]
Contoh:
Daniel, R.T. (1995). The History of Western Music. in Brictanica online: Macropedia [online]. Tersedia: http://www.eb.com:180/cgi-bin/g:Docf=macro/5004/45/0.html. [28 Maret 2000]

c.       Artikel jurnal dari internet
Penulisannya secara berurutan: Nama pengarang/penyunting. (Tahun). Judul. Nama jurnal [jenis media]. Volume (terbitan). Jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses]
Contoh:
Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision System in Indonesia: Some Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Archives [online]. Vol 7 (7). 12 halaman. Tersedia: http://epaa.asu.edu/epaa/v7n7.html.    [17 maret 2000]

d.      Artikel surat kabar dari internet
Penulisannya secara berurutan: Nama pengarang/penyunting. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama surat kabar [jenis media].  Jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses]
Contoh:
Kusumadewi, A., dan Permadi, E. (2013, 9 Juni). Satu Kalimat Taufiq Kiemas yang Terus Diingat Jokowi. Viva News [online]. Halaman 2.  Tersedia: http://nasional.news.viva.co.id/news/read/419299-satu-kalimat-taufiq-kiemas-yang-terus-diingat-jokowi. [9 juni 2013]


Demikianlah pengulasan penulisan daftar pustaka, semoga bermanfaat. Buat yang berminat menjadi mahasiswa STKIP-PGRI klik  http://www.stkippgribl.ac.id/ atau
https://id-id.facebook.com/STKIP.PGRI.BL
 

Kamis, 06 Juni 2013

Cara Menulis Makalah yang Baik dan Benar

Ketika duduk di bangku SMA, tidak pernah terbesit bagaimana menyusun makalah yang baik dan benar. Bahkan di bangku kuliah pun, masih banyak mahasiswa yang hanya mencari simpelnya saja. Cara tersebut melalui copas (copi paste) dari sesama mahasiswa atau pun mengambil dari internet dan tidak melakukan pengeditan sesuai dengan kriteria makalah yang baik.

Padahal, menyusun makalah sendiri banyak sekali manfaatnya. Informasi yang kita dapatkan dari mencari sumber data dalam melengkapi makalah pun sangat berguna bagi diri kita nantinya. Mengetahui topik-topik yang sedang berkembang. Maupun, bahasa yang digunakan lebih dimengerti oleh pembaca. Berikut ini pemaparan penulisan makalah beserta sistematika penulisannya. Semoga membantu anda dalam menulis makalah.

CARA MENYUSUN MAKALAH

1. Menyusun pola pikir

Pola pikir adalah cara yang digunakan untuk memikirkan sesuatu, sehingga memunculkan keputusan. Untuk menyusun pola pikir yang baik, maka kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. mengenali persoalan,
b. menentukan tujuan dan ruang lingkup,
c. menentukan kepada siapa makalah disajikan.

Sebelum menulis suatu masalah, ada baiknya permasalahan dalam makalah dapat mengacu pada kriterikeria berikut:
a)      apakah masalah tersebut berguna untuk dipecahkan?
b)      apa penulis memiliki kepandaian untuk memecahkan masalah tersebut?
c)      apakah permasalahan tersebut menarik untuk dipecahkan?
d)     apakah permasalahan tersebut memberikan informasi terbaru dari segi pengajaran, pengembangan ilmu, dan pembangunan?
e)      apakah data yang tersedia cukup untuk memecahkan permasalahan tersebut?
2. Pengumpulan bahan dan pengolahan data

Untuk dapat menyusun makalah dengan baik, maka kita harus mengumpulkan bahan-bahan referensi untuk mendukung argumentasi yang kita susun dalam makalah. Bahan ini dapat diperoleh lewat buku-buku, majalah, surat kabar, artikel internet, maupun bahan lainnya. Bahan yang kita pilih hendaknya mendukung judul yang kita ajukan, jangan sebaliknya tidak memiliki kaitan langsung dengan makalah yang kita buat. Sebaiknya bahan-bahan yang telah terkumpul diambil ide pokoknya saja, dan dikembangkan dengan bahasa kita sendiri agar mudah dipahami. Kalaupun mengutip secara langsung, sumber dari bahan tersebut dicantumkan.
3. Penulisan Makalah

Pada tahap penulisan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis naskah, yakni:
a. gunakan bahasa indonesia yang baik dan benar,
b. gunakan kalimat yang efektif, sehingga mudah dicerna oleh pembaca,
c. uraian materi hendaknya memiliki kepaduan (koherensi),
d. pembahasan singkat, jelas, tegas, dan jangan sampai bertele-tele sehingga membosankan bagi pembaca,
e. hindarkan kata-kata bombastis yang hanya akan mengaburkan isi makalah.

4. Koreksi akhir makalah

Sebelum makalah ditampilkan, sebaiknya diadakan koreksi ulang terhadap makalah yang disusun guna penyempurnaan makalah. tujuan dari koreksi ulang ini adalah untuk mendapatkan hasil yang objektif sebesar-besarnya.

SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH

Menurut Zaenuddin (2004:114-125), format penulisan makalah secara umum yakni bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

A. Bagian awal makalah

Bagian ini memuat hal-hal:

a. Sampul makalah
Sampul makalah memuat judul, nama penulis, maksud penulisan, jurusan dan program studi (*dapat disesuaikan), lambang lembaga, nama tempat, dan tahun penulisan makalah.

b. Kata pengantar
Halaman ini berisi tentang informasi secara garis besar mengenai isi/materi makalah. Kata pengantar berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada permasalahan yang dibahas. Pada kata pengantar dapat disertakan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait secara langsung dan berjasa dalam proses penulisan.

c. Daftar isi
Daftar isi merupakan sistematika penyajian secara lebih rinci. Halaman ini berfungsi mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul terhadap isi yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus langsung ditunjukkan nomor halamannya. Penomoran untuk halam awal sebelum Bab I digunakan angka/huruf romawi kecil (misalnya i, ii, iii, dst), sedangkan dari halaman pertama Bab I sampai dengan halaman terakhir digunakan angka arab (1, 2, 3, dst).

B. Bagian isi

Bagian ini memuat hal-hal berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab I (pendahuluan) merupakan bagian awal dari makalah. Secara garis besar, bab pendahuluan berusaha mengantarkan pembaca ke arah pokok permasalahan yang disajikan. Pendahuluan harus berisi penjelasan yang singkat mengenai pokok permasalahan, tujuan penulisan makalah, serta ruang lingkup permasalahan. 

Pada kesempatan ini bab pendahuluan yang dibahas meliputi:

1.1 Latar Belakang Masalah
Bagian ini menjelaskan tentang pentingnya permasalahan yang akan diangkat dari segi pengajaran, pengembangan ilmu, dan pembangunan. Hal yang perlu disajikan adalah apa dan mengapa peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian. Latar belakang masalah harus mengungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan.

1.2 Identifikasi Masalah
Bagian ini berisi tentang kajian terhadap berbagai permasalahan yang mucul dan perlu dipilah-pilah sesuai dengan maksud, tujuan, dan ruang lingkup penelitian. Identifikasi masalah hendaknya dituangkan dalam bentuk pernayataan.

1.3 Pembatasan Masalah
Bagian ini berisi tentang permasalahan pokok yang akan diteliti sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah diambil berdasarkan pada butir-butir yang ada dalam rincian identifikasi masalah dengan mempertimbangkan aspek-aspek metodologis, kelayakan, dan keterbatasan data yang ada.

1.4 Perumusan Masalah
Permasalahan yang mucul dan telah dibatasi hendaknya dirumuskan secara jelas dan lugas. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kalimat pertanyaan. Masalah yang dirumuskan harus relevan dengan tujuan penelitian dan hipotesis.

1.5 Tujuan Penulisan
Pada bagian ini dikemukakan secara ringkas target yang ingin dicapai, baik secara umum maupun secara khusus. Tujuan umum yang ingin dicapai dikemukakan secara singkat dalam satu atau dua kalimat. Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir-butir (misalnya 1, 2, 3, dst) yang secara spesifik mengacu pada pertanyaan rumusan masalah.

1.6 Ruang Lingkup Permasalahan
Secara umum ruang lingkup makalah berisi uraian tentang objek (materi) yang menjadi pembahasan di dalam makalah. Objek (materi) dinarasikan secara garis besar saja dalam bentuk paragraf atau pun butir-butir (judul dan subjudul yang ada di dalam bab pembahasan). Jika dinarasikan dalam bentuk paragraf sebaiknya tidak lebih dari 2 paragraf.

2. BAB II PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan isi dari makalah, berupa uraian yang relevan dengan ruang lingkup permasalahan, uraian yang membahas pemecahan masalah sesuai dengan judul (topik). Pembahasan juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengurangi permasalahan yang diajukan. Pembahasan yang baik harus berorientasi pada pokok permasalahan yang disoroti selain harus disusun dengan bahasa yang baik, jelas, dan singkat. Penulis dapat memperjelas uraian permasalahan dengan memberikan contoh-contoh.

3. BAB III METODE PENELITIAN (*Jika menggunakan/dapat disesuaikan)

Bab ini berisi uraian tentang; (a) metode penelitian; (b) variabel penelitian; (c) populasi, sampel, dan teknik sampling; (d) teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian; (e) teknik analisis data.

4. BAB IV KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan disesuaikan dengan kajian masalah yang telah dikemukakan. kesimpulan hendaknya dibuat secara sederhana dan sistematis, sehingga pembaca dapat memahami isi makalah dengan mudah. Terdapat dua cara atau model dalam menuliskan kesimpulan, yaitu (1) dengan cara butir demi butir; (2) dengan cara esei padat. Setelah hasil pembahasan disimpulkan, penulis juga harus mampu memberikan saran yang operasional.

C. Bagian Akhir

Bagian akhir makalah berisi daftar pustaka (daftar rujukan) dan lampiran (*dapat disesuaikan)

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis baik dari buku, artikel, jurnal, surat kabar, dokumen resmi, dokumen internet, dan sumber-sumber lain yang pernah dikutip dan digunakan dalam menulis makalah. Semua sumber yang menjadi bahan rujukan dalam uraian makalah harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Buku/sumber yang tidak pernah dikutip dalam makalah, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh penulis.

Daftar pustaka ditulis secara berurutan berdasarkan alfabetis tanpa nomor urut. Berikut ini petunjuk penulisan daftar pustaka:

  1. nama pengarang yang lebih dari satu kata, ditulis dengan mendahulukan nama akhir, tanpa menggunakan gelar atau derajat kesarjanaannya. Penulisan antar nama dibatasi dengan tanda koma (,) dan diakhiri dengan tanda titik (.).
  2. tahun penerbitan yang diapit tanda kurung ( ) dan diakhiri tanda titik (.).
  3. judul buku. Jika penulisan makalah ditulis tangan, judul buku disertai garis bawah (_). Sedangkan jika diketik, judul buku disertai huruf miring. Huruf pertama awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata tugas ditulis dengan huruf kecil. Apabila terdapat subjudul, antara judul dan subjudul disertai tanda titik dua (:). Selanjutnya diakhiri tanda titik.
  4. nama kota, yakni kota tempat penrbit berada. Huruf pertama awal kata ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri tanda titik dua.
  5. nama penerbit, yakni nama lembaga yang menerbitkan buku. Huruf pertama awal kata ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
  6. jarak pengetikan, yakni spasi yang digunakan dalam daftar pustaka. Jika sumber yang digunakan memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak satu spasi antarbaris dan baris kedua menjorok enam ketukan (*hitung kata yang diatasnya sebanyak 6 huruf, atau satu tab dalam ketikan komputer), sedangkan jarak antara satu sumber dengan sumber lainnya yang saling berurutan adalah dua spasi.

Contoh lihat di gambar.



LAMPIRAN
Bagian ini berisi semua dokumen yang digunakan dalam penulisan makalah. Setiap lampiran harus diberi nomor urut dan nomor halaman sesuai dengan urutan penggunaannya. Jika perlu, dapat ditambahkan judul pada lampiran tersebut.

Demikianlah Cara Menulis Makalah yang Baik dan Benar semoga dapat membantu anda dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah maupun pelajaran.

Cara Menyusun RPP Bahasa Indonesia SMA/MA Berkarakter

Pada era modern sekarang ini, seorang guru dituntut untuk menuliskan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berkarakter berbasis komputer. RPP termasuk rencana pengembangan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran agar mencapai satu titik kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi seperti yang dijabarkan dalam Silabus. Lingkup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran paling luas yang mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri dari atas 1 (satu) indikator sehingga beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau bahkan lebih.

Berikut contoh RPP berkarakter yang dapat saya sampaikan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah             : SMA Negeri 1 Padang Cermin (Sesuaikan dengan sekolah anda)
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : X /1
Alokasi                        : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi   : Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara                                              langsung /tidak langsung
Kompetensi Dasar       :
Mendengarkan
1.2       Mengidentifikasi unsur  sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara langsung atau melalui rekam­an  
Indikator Pencapaian Kompetensi:
1.      Menyampaikan unsur-unsur  ekstrinsik (nilai moral, kebudayaan, agama, dan lain-lain.).
2.      Menanggapi (setuju atau tidak setuju) unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang disampaikan teman.
3.      Menyampaikan  unsur-unsur intrinsik  (tema, penokohan, konflik,  amanat, dan lain-lain.).
4.      Menanggapi (setuju atau tidak setuju) unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang disampaikan teman.

I.       Tujuan Pembelajaran         :
Siswa dapat:
·         Menyampaikan  unsur-unsur intrinsik  (tema, penokohan, konflik,  amanat, dan lain-lain.) yang terkandung di dalam cerita yang disajikan disertai contoh kutipannya.
·         Menyampaikan unsur-unsur  ekstrinsik (nilai moral, kebudayaan, agama, dan lain-lain.) yang terkandung di dalam cerita yang disajikan disertai contoh kutipannya.
·         Menanggapi (setuju atau tidak setuju) unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang disampaikan teman dengan menggunakan bahasa yang santun dan efektif.

II.    Materi Pembelajaran         :

  1. Materi Fakta








 

 (Foto: Sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran)
2.  Materi Konsep
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
a.   Unsur-unsur Sastra
Karya sastra mempunyai unsur pembangun, yaitu:
1.      Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur pembentuk karya sastra di luar karya sastra, meliputi: latar belakang kehidupan penulis, keyakinan dan pandangan hidup penulis, adat istiadat yang berlaku pada saat itu, situasi politik (persoalan sejarah), ekonomi, dsb. Unsur-unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.
2.      Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang terkandung di dalam karya sastra itu sendiri, meliputi:
a.       Tema
Pokok persoalan dalam cerita. Setiap cerita mempunyai satu tema walau cerita itu sangat panjang.
b.    Amanat
yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pesan dalam karya sastra bisa berupa kritik, harapan, usul, dan sebagainya.
c.       Karakter/ perwatakan (penokohan)
Tokoh dalam  cerita. Karakter dapat berupa manusia, tumbuhan maupun benda. Karekter dapat dibagi menjadi:
1)      Karakter utama: tokoh yang membawakan tema dan memegang banyak peranan dalam cerita
2)      Karakter pembantu: tokoh yang mendampingi karakter utama
3)      Protagonis : karakter/tokoh yang mengangkat tema
4)      Antagonis : karakter/tokoh yang memberi konflik pada tema dan biasanya berlawanan dengan karakter protagonis. (Ingat, tokoh antagonis belum tentu jahat)
5)      Karakter statis (Flat/static character) : karakter yang tidak mengalami perubahan kepribadian atau cara pandang dari awal sampai akhir cerita.
6)      Karakter dinamis (Round/ dynamic character): karakter yang mengalami perubahan kepribadian dan cara pandang. Karakter ini biasanya dibuat semirip mungkin dengan manusia sesungguhnya, terdiri atas sifat dan kepribadian yang kompleks.
Catatan: karakter pembantu biasanya adalah karakter statis karena tidak digambarkan secara detail oleh penulis sehingga perubahan kepribadian dan cara pandangnya tidak pernah terlihat secara jelas.
Karakterisasi
Cara penulis menggambarkan karakter. Ada banyak cara untuk menggali penggambaran karakter, secara garis besar karakterisasi ditinjau melalui dua cara yaitu secara naratif  dan dramatik. Teknik naratif  berarti karakterisasi dari tokoh dituliskan langsung oleh penulis atau narator. Teknik dramatik dipakai ketika karakterisasi tokoh terlihat dari antara lain: penampilan fisik karakter, cara berpakaian, kata-kata yang diucapkannya, dialognya dengan karakter lain, pendapat karakter lain, dsb.
d.      Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita. Berdasarkan kemunculannya dalam cerita dibagi menjadi 2, yaitu tokoh utama (tokoh sentral atau atasan) dan tokoh figuran (tokoh bawahan)
e.       Setting/ latar
Keterangan tempat, waktu dan suasana cerita
f.       Plot/ alur
Jalan cerita dari awal sampai selesai. Alur adalah rangkaian cerita yang disusun secara runtut. Alur cerita biasanya dibangun oleh perkenalan, pertikaian, klimaks, peleraian, dan akhir cerita. Alur cerita bisa maju maupun mundur. Maju artinya cerita dimulai dari cerita waktu dulu ke cerita waktu sekarang. Sedangkan alur mundur adalah kebalikannya.
a.   Eksposisi : penjelasan awal mengenai karakter dan latar (bagian cerita yang mulai memunculkan konflik/ permasalahan)
b.      Klimaks : puncak konflik/ ketegangan
c.       Falling action: penyelesaian
g.          Sudut pandang
Sudut pandang yang dipilih penulis untuk menyampaikan ceritanya.
1)      Orang pertama: penulis berlaku sebagai karakter utama cerita, ini ditandai dengan penggunaan kata “aku”. Penggunaan teknik ini menyebabkan pembaca tidak mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh sang narator. Keuntungan dari teknik ini adalah pembaca merasa menjadi bagian dari cerita.
2)      Orang kedua: teknik yang banyak menggunakan kata ‘kamu’ atau ‘Anda.’ Teknik ini jarang dipakai karena memaksa pembaca untuk mampu berperan serta dalam cerita.
3)      Orang ketiga: cerita dikisahkan menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti: mereka dan dia.
h.  Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara pengarang dalam memaparkan ceritanya, melalui pilihan kata dan majas-majas.
2.  Cara Mengidentifikasi Unsur Instrinsik
1.      Tema dapat diidentifikasi dengan cara menulis hal-hal yang dibicarakan dalam cerita, baik secara tersirat maupun tersurat. Hal yang paling banyak dibicarakan itulah yang biasanya yang menjadi pokok bahasan atau tema cerita.
2.      Amanat dapat ditangkap dari sebab akibat perbuatan para tokohnya. Jika tokoh adalah orang yang jujur dan dalam cerita tersebut ia menjadi orang yang berhasil dalam hidupnya, berarti cerita tersebut mengundung pesan tentang kejujuran.
3.      Alur dapat diidentifikasi dengan menulis kapan cerita itu dimulai dan diakhiri. Jika cerita diawali dari waktu lalu menuju waktu sekarang, berarti cerita tersebut beralur maju, demikian sebaliknya jika beralur mundur.
4.      Untuk menentukan tokoh utama adalah dengan menghitung berapa banyak tokoh tersebut tampil dan seberapa banyak dibicarakan. Tokoh yang paling banyak tampil dan dibicarakan adalah tokoh utama dalam cerita.
5.      Latar sangat mudah diidentifikasi, yaitu dengan memperhatikan kapan dan di mana cerita itu berlangsung.
6.      Sudut pandang berkaitan dengan gaya penceritaan penulis. Jika pengarang menggunakan kata aku untuk mewakili dirinya, berarti penulis ikut terlibat dalam cerita yang ditulisnya.

II.    Metode Pembelajaran :
§         Penugasan
§         Tanya Jawab
§         Unjuk kerja
§         Demonstrasi

III.             Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran :
No.
Kegiatan Belajar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
1.
Kegiatan Awal   :
-   Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini.
Bersahabat/ komunikatif
2.
Kegiatan Inti      :
  •   Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
  1. Mendengarkan cerita daerah tertentu (Misalnya: Si Kabayan, Roro Jonggrang, Malin Kundang)
  2.  Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik
  3.  Menyampaikan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik.
  • Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
  1. ceritakan yang disampaikan secara langsung atau melalui rekam­an 
  2. Diskusi dan tanya jawab
  • Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
  1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui 
  2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Tanggung jawab
3.
Kegiatan Akhir   :
-         Refleksi
-         Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
Bersahabat/ komunikatif

IV.             Sumber belajar/alat/bahan :
LKS : Buku Ajar Acuan Pengayaan Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X semester 1.

V.                Penilaian :
Jenis Tagihan:
§   Tugas individu

Bentuk Instrumen:
§   Uraian bebas
§   Jawaban singkat

                                                                                                Hanura, ..........................
               Mengetahui,
            Kepala Sekolah                                                         Guru Pelajaran



Dra. Enie Augus Junaety, M.M.                              Isnandi, S.Pd. 
            NIP.19620818 198803 2 011                                     NIP.


Ingin download RPP dan Silabus Berkarakter Kunjungi SARJANAKU